Pages

Total Viewer

PT. Central Sarana Pancing. Powered by Blogger.

Popular Posts

Bagan Tancap Sungsang, Sumatera Selatan


Berawal dari perjalanan yang melelahkan dari Kota Palembang sampai ke Muara Sungsang dikarenakan sepanjang perjalanan darat yang jelek dan berlubang selama tiga jam dan menyeberang lagi menggunakan speedboat selama 45 menit, sesampainya di bagan tancap Sungsang rasa lelah pun tergantikan dengan pemandangan laut nan mempesona. Itulah sekelumit perjalanan kami yang cukup melelahkan.
Tanpa menunggu lama, setibanya pukul 11.00 WIB di bagan tancap Sungsang, pancingan pun langsung kami persiapkan, saya (Rieky), Sobri dan Heri mempersiapkan teknik yang berbeda-beda, saya menggunakan popper, Heri menggunakan teknik konceran dan Sobri menggunakan teknik dasaran dengan memakai umpan udang segar yang kami beli dari nelayan pencari udang di dekat bagan.
Sesekali pancingan Sobri dan Heri disambar ikan tanda-tanda dan kerapu berukuran kecil, hanya piranti popper saya saja yang tidak pernah disambar. Karena bosan saya pun mengubah teknik dasaran tetapi ukuran mata kail tetap saya pergunakan nomor 10 keatas berharap hanya ikan-ikan besar saja yang menyambar.
Saya pun mencoba menggunakan cumi kering yang telah dikeringkan beberapa hari yang lalu oleh penjaga bagan dikarenakan cumi segar belum tersedia saat itu. Akhirnya setelah sekian lama menunggu joran saya pun bengkok tak terkendali karena umpan saya disambar ikan, tapi sayangnya tali pancingan saya tergesek kayu-kayu fondasi bagan dan akhirnya putus, melihat sambaran ikan yang begitu kuat, Heri dan Sobri pun langsung mengganti umpannya dengan cumi kering
Cihuiii…. Satu persatu kami bertiga berlomba-lomba menaikkan ikan tetapi sayangnya hanya ikan-ikan ber-size 0,5 kg s/d 1 kg saja yang dapat dinaikkan keatas, selebihnya putus dikarenakan senar tergesek kayu-kayu fondasi bagan.
Gerombolan ikan senangin
Pertarungan pun berlanjut hingga pukul 23.00, dikarenakan pancingan Sobri tetap banyak ikan yang menyambar dan cuacanya tetap mendukung akhirnya saya memutuskan tetap semangat menemani Sobri sampai jam 06.00, dan saat itu pula arus bawah mulai berubah arah kearah luar bagan, saya diberitahu penjaga bagan kalau arus berubah biasanya banyak gerombolan ikan senangin datang, dan penjaga bagan pun mengajari saya cara memancing ikan senangin dengan menggunakan anak tali/tali tambahan nilon dengan panjang harus lebih dari 2 meter, pemberat kecil (disesuaikan dengan arus) agar tali tetap melayang dan menggunakan umpan ikan japu dari hasil tangkapan jaring bagan semalam.
Setelah menunggu sekitar setengah jam tidak ada pertarungan sama sekali dari joran saya, lalu ril pun saya gulung dengan maksud untuk mengecek apakah umpannya masih ada atau tidak, dan strike. Sambaran kuat terjadi, saya pun tidak memberikan kesempatan bernafas buat ikan tersebut, ril saya gulung tidak henti-hentinya agar ikan tidak menggesek kayu fondasi bagan, dan benar ikan senangin berbobot 3 kg berhasil saya taklukkan.
Selanjutnya saya pun mencoba kembali teknik tersebut (melempar lalu menggulung ril pelan-pelan seperti teknik popping) lalu sambaran kembali terjadi, tarikan yang lebih kencang dari sebelumnya, tetapi anak tali putus karena gigitan ikan, lalu saya mencoba mengganti anak talinya dengan tali kawat, tetapi selama 1 jam menunggu tidak terjadi pertarungan dengan ikan satu pun, akhirnya saya kembali merubah anak tali dengan tali nilon berukuran 50 lb, sambaran kembali terjadi, tetapi sayangnya pertarungan tidak berlangsung lama. Anak tali pun kembali putus karena gigitan ikan.

Lalu saya pun mencoba anak tali yang lebih tebal dengan ukuran 80 lb,  ikan senangin berbobot 5 kg akhirnya menyerah kepada saya, setelah 4 jam berperang melawan ikan senangin akhirnya gerombolan ikan senangin tersebut telah pergi dan tak lama kemudian kapal speedboat yang menjemput kami tiba. Rasa kepuasan masih melekat di dalam benak kami, perjalanan pulang yang berat pun tidak berasa lagi, sesampainya dirumah, kami melihat lagi hasil memancing, ikan yang kami dapatkan bervariasi, ada ikan tanda-tanda, kerot, kerapu, pari kecil, ketang-ketang yang berukuran 0,5 kg s/d 1 kg serta ikan senangin yang berukuran 3 kg s/d 6 kg. Sungguh pengalaman seru dan ilmu baru banyak kami dapatkan pada trip mancing kali ini.*rieky falix wijaya (palembang, sumatera selatan)

Mancing Di Danau Perumahan Wahana, Bekasi Kab


Hampir Sembilan puluh persen (90%), kawasan perumahan atau pemukiman yang dibangun oleh pengembang di Kabupaten/Kota Bekasi diwajibkan mempunyai resapan air, hal ini untuk menampung air limbah rumah tangga dan untuk menampung air pada saat musim penghujan dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga dapat mengurangi genangan air terhadap bahaya kebanjiran. 

Kurang lebihtujuh (7) kilometer dari Jalan Raya Sultan Agung, Pertigaan Aqua, Kota Bekasi dan bersebelahan dengan Perumahan Pondok Ungu Permai, tepatnya di Perumahan Wahana, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, terdapat danau dengan luas sekitar dua (2) hektar dikelilingi pagar bambu yang dikelola oleh warga setempat dengan maksud untuk keamanan lingkungan terhadap bahaya tenggelam terutama anak-anak.

Setiap hari selalu dipenuhi oleh para pemancing dari berbagai penjuru, baik pemancing dari sekitar perumahan maupun dari Kota/Kabupaten Bekasi, bahkan dari Jakarta. Terlebih lagi apabila hari libur, lapak-lapak (spot) yang banyak ikannya dapat dikatakan “full capacity”, bagi mereka yang bukan satu kelompok atau belum mengenal, dapat dipastikan mereka enggan bergabung atau jongkok berhimpitan.
               Dari hasil pengamatan bukan dari “Lembaga Survey” resmi lhoo ..!, dalam setiap arena pemancingan di alam bebas (fresh water) atau mincing di laut (salt water), para pemancing bisa dikatakan “fifthy-fifthy”. Maksudnya ; separuhnya adalah para pemancing lama yang sebelumnya di antara mereka telah saling bertemu dan saling mengenal dan separuh lagi adalah orang-orang (anglers) atau pemancing pemula yang ingin menikmati sensasi mancing.
Saat menerima ajakan dari seorang pemancing dari Perumahan Telaga Mas, Kota Bekasi, sekitar pukul Sembilan pagi, kami meluncur menuju danau yang dikabarkan banyak ikannya.Tidak hanya itu, kabarnya ikannya besar-besar dan pola yang dipergunakan mancing di sana dengan teknik mancing setengah air yang artinya pemasangan pelampung cukup dengan kedalaman 60 cm saja mengingat danau tersebut cukup dalam jika kita mincing dasar. 
“Lumayan Pak  …, baru tujuh ekor, yang ukuran tiga jari dua ekor, barusan kayanya gede tuh! Senar kita sampe putus”, Engkong Sobri menimpali pertanyan kami seraya melepas mata kail dari mulut ikan mujair ukuran babon.
Benar .., lapak-lapak (spot) yang banyak ikannya telah dipadati oleh para pemancing, dengan berpegang pada asumsi di atas, kami (penulis) dan Rekan-rekan mencoba untuk berhimpitan dan duduk bersebelahan dengan Rekan kami yang telahdatang lebih dulu. Maklum .., kami telah sering bertemu di berbagai medan pemancingan, sehingga kami tak sungkan-sungkan untuk jongkok bersebelahan dan memasang piranti mincing kami. Di sinilah letak “solidarity for fishing”, saling berbagi, canda ria sesame aki-aki/opa-opa, demikian juga dengan para anak muda kita saling berbagi pengalaman.
Penulis menyempatkan ngobrol dengan salah seorang pemancing ;
               “Bang …, sudah dapat banyakya?!” Kami mengawali pembicaraan dengan seorang Mania Mancing yang pernah mancing bareng di Marunda dan di Muara Banjir Kanal Timur.
“Sering dapet yang besar Bang?” kami melanjutkan obrolan, sambil mengatur posisiikan agar dapat difoto dengan baik.
“Kalo mancing di mari, banyak yang gede-gede Pak .., sekarang dapat banyak, besokya … belum tentu, namanya juga mancing!” Imbuh Engkong Sobri sambil memasukkan ikan kedalam korang.
Posisi kami memancing cukup mengasyikan karena menghadap ke Utara, sedangkan matahari pagi datang dari sebelah kanan atau Timur dan terbenam di sebelah kiri/Barat. Cuaca Nampak cukup cerah sehingga tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 17.15 WIB,  para Pemancing (Anglers) satu per satu bergegas pulang.  Pada trip mincing di hari Minggu ini kami menikmatinya senang hati, karena memperoleh ikan agak lumayan, ada penyegaran (refreshing), dan pencerahan untuk menyongsong secercah harapan di hari esok.  Selamat mincing sambil berwisata.SubagyoSlamet.


Gabus Empang Samarinda


Tambak atau empang dalam bahasa didaerah kami, dikawasan Delta Mahakam sangat luas dan banyak sekali, tambak/empang dibuat untuk budidaya udang dan ikan bandeng. Tentunya dalam budidaya ini ada kendala seperti hama(mengganggu budidaya). Gabus atau haruan dalam bahasa didaerah kami merupakan salah satu hama tambak/empang selain itu seperti ikan mujair, nila, mangrove jack, GT kecil dan masih banyak lagi jenis-jenis ikan lainnya juga dianggap hama. Bibit-bibit ikan yang dianggap hama ini masuk di tambak/empang pada saat para pembudidaya mengisi air tambak/empang menggunakan air Mahakam,masuknya bibit-bibit ikan tersebut melalui pintu-pintu tambak/empang (pintu air). Apabila ada pemancing yang ingin memancing  ikan selain daripada udang dan ikan bandeng maka dengan senang hati para pemilik atau penjaga tambak/empang memberikan izin kepada pemancing tersebut, ini dikarenakan  pada  saat tambak/empang bila waktunya untuk dipanen (udang dan ikan bandeng) maka ikan-ikan yang lain akan diracun walaupun ada sebagian yang mereka konsumsi.
Minggu dini hari 8 Juni 2014  jam 3 bersama rekan-rekan BRC(biawakrawacaster)Lenon,Selfin,Isma,Galih,Firman,Fadil,Sendy,Bayu,Hery,Ilham,Muly, Darwin,Ayat,Yudi dan Devi kami melakukan trip casting, berangkat melalui Dermaga Pulau Atas dengan menggunakan kapal kayu yang cukup besar dan kapten kapal Yeyen.
Spot casting yang dituju kali ini di daerah Pulau Tiga masih kawasan  Delta Mahakam,ditempuh dengan waktu perjalanan kurang lebih 2 1/2 jam. Setibanya di spot tujuan rekan-rekan BRC melakukan sarapan pagi bareng dengan bekal yang sudah disiapkan kemudian meminta izin terlebih dahulu kepada penjaga tambak/empang untuk melakukan kegiatan mancing. Trip casting ini merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan dalam satu bulan 2 kali trip, hal ini bertujuan untuk mempererat rasa tali persaudaraan dan silahturahmi serta sharing hoby yang dapat memberikan manfaat sesama caster pada komunitas BRC (Biawak Rawa Caster)
Tidak perlu di komando rekan-rekan caster BRC sudah berhamburan di sisi kiri kanan tambak/empang dengan lemparan lure masing-masing baik ada yang menggunakan reel spinning maupun baitcasting, untuk rod biasa yang digunakan paling ideal besar 14lbs. Tepat jam 11.30 para caster berkumpul untuk istirahat makan siang sembari bergurau dan bercerita hasil perolehan sementara castingnya. Setelah dirasa cukup istirahat rekan-rekan BRC kembali melakukan casting ada pula yang tetap beristirahat, jam 16 sore casting kami akhiri berharap dan berdoa selalu diberikan kesehatan dan kesempatan berkumpul kembali di trip berikutnya.
Casting gabus atau haruan dalam bahasa didaerah kami, selalu membuat para caster ketagihan untuk mencoba lagi dan sakau untuk selalu melakukan casting, ini juga dikarenakan sensasinya cukup seru dan asyik. Ada salah satu istilah dalam komunitas BRC (biawak Rawa Caster) yaitu Baramian Maunjun dan uncal bahimat yang artinya beramai-ramai mancing dan lempar terus menerus. Istilah ini juga merupakan motifator dan penyemangat bagi para caster di BRC (Biawak Rawa Caster)  siapa  yang rajin melempar lure maka ia akan lebih banyak merasakan sensasi strikenya.Salam mancing mania dari rekan-rekan BRC (Biawak Rawa Caster) Samarinda-Kalimantan Timur.




TRIP DADAKAN MANCING LESTARI FISHING CLUB (MLFC)


Kamis,15 may  2014. Tim MLFC berkesempatan untuk menjajal mancing di pulau peniki yang di kodinir oleh ko David, dan setelah melakukan diskusi dengan tim tanpa mikir panjang lagi saya langsung menghubungi kapten Atin KM TDJ yang piawai mencari spot-spot di kepulauan seribu tepatnya di pulau peniki, dan respon dari sang kapten kapal siap untuk tanggal 15 may 2014 untuk mancing
. 
Sebanyak 6 orang yang terdiri dari ko David, Ko Andi, Ansen, Inul, Ko Jon dan Abu. Pukul 19.20 wib tim berkumpul di kediaman Ko David sambil menyiapkan piranti dan makanan yang akan di bawa ke kapal pukul 20.40 wib tim berangkat dari kediaman ko David menuju dermaga pltu ancol, Jakarta utara. Ialah titik keberangkatan yang sudah disepakati oleh tim dan seperti biasa sebelum berangkat tim berkumpul untuk berfoto n berdo’a supaya tidak terjadi apa-apa. Pukul 22.25 wib, kami mulai meninggalkan dermaga pltu, perjalanan menuju sport kurang lebih memakan waktu 3 jam lamanya dan karna tekhnik yang kita gunakan adalah tekhnik dasaran akhirnya tim sepakat untuk mampir ke bagan apung untuk membeli umpan cumi, sekitar pukul 24.10 wib kita sampai di bagan apung mesinpun di matikan sekitar pukul 24.25 wib mesin di nyalakan kembali dan langsung menuju sport yaitu pulau peniki,sesampai pulau peniki abk kapal menurunkan jangkar  dan mesinpun di matikan, satu persatu umpun cumipun di turunkan untuk mancing dasaran tak menunggu lama-lama umpan ko david di sambar ikan kerapu berukuran sedang berasil di naikan dan teman yang lainpun merasakan strike… yang sama, kami silih berganti menaikan  ikan kuniran, ikan como, ikan kakap merah berukuran sedang sambil berteriak pulau peniki mantap. Pukul 08.20 wib Abk kapal memasak mie rebus untuk sarapan pagi dan setelah perut terisi kami melanjutkan mancing kembali dengan seiringnya waktu akhirnya om jon berteriak strikeee…strikeee dengan pelawanan yg begitu hebatnya akhirnya ikan kakap merah berukuran 2 kg di taklukan juga, dan di susul oleh ansen yang berhasil menaikan ikan kakap merah berukuran sedang sekaligus dua ekor di naikan.
Pukul 11.20 wib kita sepakat untuk merapat ke pulau panggang , sambil istirahat dan mengisi bahan bakar (bensin) kita bercanda-canda sambil ejek-ejekan satu sama lainya, sekitar pukul 12.00 wib kami melanjutkan mancing yang sportnya tidak begitu jauh dari pulau panggang. Setelah sampai sport kami turunkan umpan satu-persatu dari kami ternyata inul dan ko andi berteriak strikeee….strikeeee  rell shimano aernos 8000xt dan joran maguro eternal lite panjang 168 milik inul melengkung tajam hampir mau patah meladeni tarikannya dan kurang lebih 15 menit lamanya ikan kakap merah berukuran 3 kg berhasil di taklukkan dengan tekhnik dasaran dan di sebelah inul masih berjibaku dengan ikan dan akhirnya ikan kakap merah berukuran 2 kg berasil di naikkan oleh ko andi dengan tekhnik yang sama.
Pukul 14.25 wib kami memutuskan untuk menyudahi trip kali ini,karna arus n ombak tidak bersahabat. Seluruh tim mlfc mengaku merasa puas dengan hasil tangkapannya dan juga tidak mengecewakan dan kami selaku kodinir tim mlfc mengucapkan terimakasih banyak buat ko andi atas sport yang di pilihnya
(pulau peniki) salam strikeeee selalu.  














Indonesia Fishing Tackle Exhibition II 9-11 Mei 2014 @ Pluit Junction - Jakarta



Geliat peragaan produk-produk perlengkapan memancing sesungguhnya sangat dinanti oleh sebagian besar penggemar mancing, karena dalam pameran ini berbagai hasil karya terbaru ditampilkan oleh beberapa pabrikan yang telah dikenal oleh para pemancing maupun dari podusen yang baru mengawali membuat piranti mincing dan yang lebih menarik lagi adalah dalam pameran ini selalu memberikan potongan harga (discount), souvenir, dan kupon belanja yang akan diundi di akhir acara menjelang penutupan pameran.
Di bilangan Pusat Perbelanjaan di Jakarta Utara, tepatnya di Pluit Junction, tanggal 9 hingga11 Mei 2014 telah diadakan Pameran Perlengkapan memancing yang bertajuk“Indonesia Fishing Tackle Exhibition II”, pameran ini merupakan kelanjutan dari pameran tahun lalu, yang telah dicanangkan menjadi “Agenda Tahunan” yang dimotori oleh Distributor Peralatan memancing yakni PT Aneka Raya Pancing, bersama beberapa perusahaan yang bergerak pada komoditas sejenis yang ikut meramaikan pameran tersebut.
Dalam kata sambutannya Ir. B. Sitepu mewakili Ketua Pengurus Pusat Formasi menyambut baik terhadap “events” semacam ini. Beliau pun mengutarakan agar kita bersinergi antara produsen alat pancing, pemancing, penyedia jasa layanan memancing (kapal mancing, kolam pancing), awak media baik cetak maupun elektronik, dan banyak lagi aktivitas yang terlibat di dalamnya untuk menyatukan langkah kedepan agar Indonesia dijadikan “Daerah Tujuan Wisata” memancing,terutama di wilayah Indonesia Timur.
Paket-paket wisata memancing di Indonesia Timur ini telah dikenal oleh para penggemar mancing di Amerika Serikat maupun di Negara-negara Eropa. Pengurus Formasi sebagai “Fasilitator” memberikan dukungan terhadap kegiatan “Wisata Mancing” yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Beragam pernak-pernik dan produk-produk terbaru yang ditampilkan pada pameran tahun ini cukup beragam, dari harga yang 5 digit hinggabernilai 7 digit atau Rp 9jt lebih.

Dalam pameran tahun ada beberapa permainan ketangkasan seperti pemutaran rollet dan casting memasukkan pada lubang-lubang              yang ada dihadapannya untuk memperebutkan hadiah pernak-pernik barang dagangan (merchandise) sebagai insentif dari transaksi pembelanjaan dengan jumlah pembelian yang telah ditentukan.
Pada hari penutupan yakni Minggu petang, tanggal 11 Mei 2014, kurang lebih pukul 19.00 WIB. Panitia Penyelenggara mengumumkan dengan menggunakan pengeras suara agar secepatnya memasukkan kupon-kupon struk belanja yang dapat diikut kan dalam undian dinyatakan akan

Segera ditutup, sehingga suasana ini menambah ramai dan hiruk pikuk costumers untuk segera memasukkan kedalam kotak undian yang telah tersegel olehPanitia. 
Lima  belas menit kemudian, setelah pemasukan kupon belanja telah terkumpul, kemudian kotak undian segeradibuka. Kupon belanja tersebut berupa hadiah; mancing gratis di kolam “galatama” di Kolam Pemancingan “Kabeda”, Desa Kukusan, Beji, Depok Utara, Kota Depok. Acara mincing laut (saltwater) di Perairan KepulauanSeribu, tanggal 24 – 25 Mei 2014, yang berangkat dari TanjungPasir, Tangerang. Dan …, hadiah Utama adalah berupa“ril” kolam,merek “shimano Stella”tipe 2500FE, senilai/seharga “tujuh juta koma tujuh rupiah”.
Banyak pengunjung/pembeli berdebar-debar penuh harap akan memperoleh hadiah utama yang disediakan oleh peserta pameran “Stand Shimano”. Hadiah Utama ini dimenangkan oleh Bapak Darmadi, sekalipun kupon yang lewat pukul 19.00 WIB sempat ditolak oleh Panitia Undian.Namun “Dewi Fortuna” tetap mengayominya sehingga dapat memenangkan hadiah utama.
Pada kata sambutan penutup, Bapak Hariwanli Suparta selaku Ketua Panitia berharap semoga di tahun mendatang kita dapat menyelenggarakan event ini lebih meriah lagi  dengan berbagai produk dan kegiatan-kegiatan yang lebih atraktive dan menarik. SubagyoSlamet

Bandeng Babon di Private pond, Tanjung Burung


Kenur 0.12 mm untuk taklukan babon bandeng
Mancing di air payau menjadi pilihan lain bagi para mania untuk dapat merasakan sensasi strike dan fight ikan bandeng, terlebih ikan yang akan kita pancing merupakan ikan hasil budidaya yang lama. Sehingga ikan bandeng yang didapat peling kecil berukuran 1.5 kg.
                Mancing Mania (MM) berkesempatan untuk menjajal mancing di kolam private yang ada di Tanjung Burung. Kenapa disebut private? Karena tidak semua pemancing bisa merasakan ganasnya betotan bandeng babon.
Bagi kalangan penggemar mancing ikan banding, tentunya tidak asing lagi jika ada kolam baru yang akan dibuka konon memiliki isi ikan bandeng yang besar. Kita harus lebih dekat dengan pemilik kapal penyebrangan, agar nantinya kita akan masuk dalam lingkup yang istimewa.
Istimewa disini dalam arti, sertiap ada kolam yang akan buka dan memiliki ikan banding dengan ukuran jumbo, kita akan langsung dihubungi untuk menjajal kolam private tersebut.
Namun mancing di private pond bukan tanpa kendala. Kita harus kuat akan panas, maklum terkadang kolam satu dengan lainnya berbeda. Ada yang memiliki saung, ada juga yang tidak. Namun kebanyakan tidak beratap atau memiliki saung.
Kebanyakan system pembayaran ketika mincing banding ialah kiloan, dimana ikan yang kita dapat wajib ditimbang dahulu untuk mengetahui jumlah tangkapan yang diperoleh barulah membayar. Di private pond ikan banding harga sedikit tinggi, perbedaan mulai dari Rp 5 hingga 10 ribu perkilogram.
Tanpa ada aba-aba kami langsung melempar umpan pelet merah ke kolam. Hadi, Pras dan MM mulai adu strategi, maklum yang kalah akan kena hukuman push up sebanyak 15 kali.
Strike pertama berhasil didapatkan MM, dengan tarikan yang kuat ikan bandeng terus melawan. Kami bertiga pun hanya menggunakan kenus 0.12 mm untuk dapat menaklukan babon ikan bandeng. Bandeng berbobot 1.8 kg berhasil MM naikan.
Selanjutnya giliran Hadi yang berhasil strike, dengan semangat 45 Hadi menggeber handle ril. Bandeng akhirnya berhasil ditaklukan. Sedikit agak lama untuk dapat menanti strike hingga akhirnya kami bertiga pindah ke lokasi yang agak dalam kolamnya.
Disitulah kami mulai panen ikan babon bandeng. Bahkan Pras mesti menunda untuk bisa foto dengan ikan tangkapan, dua kali berturut-turut ikan tangkapan pras berhasil meloloskan diri. Hingga hasil ketiga barulah Pras bias berfoto dengan ikan tangkapannya.

Menjelang sore hari kami akhiri mancing ikan babon bandeng, sungguh pengalaman yang luar biasa untuk dapat merasakan sensasi strike dan fight dengan ikan babon banding. ndi

Tim G-Tech, Binuangen | Jigging Tongkol di Tengah Malam


Binuangeun masih menjadi primadona bagi para mania, berbagai macam teknik mancing dapat diaplikasikan di Binuangeun. Trip kali ini datang dari tim G tech yang baru pertama kali sebagai tim turun ke Binuangeun.
            Trip berlangsung hari Sabtu dan minggu, 5-6 April 2014, dengan menggunakan KM. Jagat 1 bersama kapten Muksin. Mengawali keberangkatan dari titik poin yang ditentukan, yaitu Latumenten, Jakarta Barat (04/4).
            Perjalanan dengan menggunakan akses tol Jakarta-Merak dengan keluar di Tol Serang Timur, kami mengarahkan kendaraan melalui Picung-Malimping dan Binuangeun. Sayang jalan cukup rusak berat untuk dilalui, sehingga kami harus eksta hati-hati untuk menghindari jalan berlubang besar.
            Kami tiba di Binuangeun pukul 05.00, kami maksimalkan untuk istirahat sejenak. Pukul 07.00 barang sudah kami naikan ke atas kapal dan tak lama kapalpun mulai meninggalkan dermaga IPB, Binuangeun.
            Dalam kesempatan trip ini, tim G Tech yang turun terdiri tujuh para mania yang berasal dari Jakarta. Sesaat setelah keluar dari muara kami mulai menyiapkan empat buah piranti trolling.
            Menurut Kapten Muksin, spot pertama yang akan disambrangi ialah Benawo. Dengan gas konstan, kami mulai melakukan trolling. Setelah berputar-putar hingga ± 4 jam akhirnya kami tiba di spot Benawo.
            Disana sudah terdapat kapal KM. Jagat 3 dan Jagat 8. Tak berselang lama kami mulai memancing dasaran dengan menggunakan umpan irisan ikan tongkol. Sambaran pertama berhasil MM dapat dan tak berselang lama Reyno menyusul, double strike. Dengan mudah kami menaikan ikan kerapu.
             Tak lama berselang tim yang lain mulai strike namun kami belum berhasil mendapatkan ikan besar. Selama ± 3 jam kami pindah posisi pada spot yang sama, saying ikan yang diperoleh belum ada yang berukuran besar. Namun luamayan untuk menobati sakau memancing kami.
            Memasuki sore, Kapten mengajak kami untuk pindah dan menuju spot Karang Tengah. Rencananya kami nanti akan bermalam di Karang Tengah. Perjalanan dari Benawo ke Karang Tengah sekitar ± 2 jam.
            Seiring matahari tenggelam, kamipun sampai di Karang Tengah. Dengan penuh semangat kami kembali memancing dasaran. Anak buah kapal (abk) terlihat sibuk mempersiapkan makan malam dan lainnya sibuk mancing dengan teknik jigging.
            Ombak kala itu berkisar 1-1.5 meter dengan alun yang memabukan. Timah pemberat yang kami gunakan berukuran J12. Mengawali strike di Karang Tengah ialah Reyno yang berhasil menaikan ikan kerapu.
            Selanjutnya giliran Ali yang tak ketinggalan dengan berhasil menaikan ikan tongkol. Begitu pula dengan Halim yang terlihat asik jigging dengan jigg berukuran 30 gram, dengan sigap Halim berhasil menaklukan tongkol dengan teknik jigging.
            Semakin larut malam, arus bawah semakin kencang dimana timah pemberat J12x2 masih melayang. Akhirnya kami berinisiatif untuk jigging dengan metal jigg berukuran mulai dari 30-150 gram.
            Serangan tongkol di tengah malam semakin menjadi, baru satu hingga dua kali turun metal jigg, langsung disambar tanpa ampun. Strike mulai dari double hingga triple strike menghiasi keceriaan mancing kami di tengah malam.
            Bahkan abk juga turun melakukan jigging, sambil sesekali memperhatikan umpan konceran. Hingga abk yang berada di belakang kapal mendapatkan strike, ril shimano berukuraan 8000 dengan PE 4 menjerit dan PE terus keluar hingga 10 meter.
            Dengan usaha yang keras, handle ril mulai bisa digulung secara perlahan dan joran mulai di pompa naik turun. Fight berlangsung selama ± 10 menit, akhirnya ikan buruan mulai terlihat di permukaan air laut. Terlihat ikan barracuda berukuran besar sudah terlihat lemas.
            Secara sigap kedua abk lainnya menghujankan ganjo, sayang ganco yang pada bagian dada ikan terlepas dan akhirnya ganjo satunya tidak mampu menahan beban ikan. Baracuda dengan liat menghilang enta kemana, yang membingungkan kenapa sudah dua kali ganco ikan tidak mengambang.
            Abk terlihat kecewa, walau ikan sudah dinaikan tapi masih tercebur lagi ke laut. Dengan mocelnya barracuda besar tidak menyurutkan kami untuk tetap memancing, ikan tongkol tetap dengan ganas menyambar metal jigg yang kami gunakan.
            Namun ada pula ikan barracuda lainnya namun ukurannya tidak besar. Hingga langit mulai terang, ikan dengan otomatis berhenti makan. Sebagian dari kami masuk untuk istrirahat dan ada pula yang masih tetap mancing.
            Di hari kedua (06/4) , setelah sarapan pagi dengan menu ikan tangkapan, kami membicarakan tentang spot yang nantinya akan dikunjungi dan masih dalam sekitaran Karang Tengah.
            Kami berkesempatan menjajal dua titik spot yang ada, namun ikan yang kami peroleh masih berukuran kecil dan itensitas makannya sangat lamban. Akhirnya Halim memberikan saran untuk melakukan trolling sambil mengarahkan kapal ke arah dermaga.

            Benar saja filling dari Halim, selama melakukan trolling kami berhasil menambah dua perolehan ikan barracuda yang berhasil didapat Ali dan Halim, serta satu tambahan ikan wahu dari Reyno. Karena cuaca mendung mulai menyelimuti, akhirnya kami putuskan untuk menyudahi trip pertama ke Binuangeun bersama Tim G Tech. ndi

Tuna Alor, Kupang



Pada fokus kali ini Mancing Mania mengangkat tentang trip mancing yang dilakukan para mania yang berasal dari Jakarta, Semarang dan Makasar, ke perairan Alor, Kupang. Predator liar alor seperti ikan tuna, snapper dan amberjack menjadi buruan dari tim.
                Perjalanan trip kami menuju Alor dilakukan pada tanggal, 13 Maret 2014 dengan peserta  8 para mania yang datang dari 3 kota berbeda. Mudita, Irawan, Gunawan peserta asal Semarang. Clemens asal Makasar dan Agus Sidharta, Gwan, Rudi serta Halim asal Jakarta.
Peserta asal Jakarta dan makasar berkumpul di Bandara International Soetta pukul 2.00 wib, di terminal 1 C. Keberangkatan jam 4.00 menuju Kupang dan transit di Surabaya. Peserta asal Semarang juga transit di surabaya dan berkumpul bersama melanjutkan perjalanan menuju kupang.
Kurang lebih 2 jam perjalanan sampai di Kupang. Di Kupang peserta langsung menitipkan bagasi ke counter chek in Bandara Eltari dan diterima dengan baik oleh crew darat Transnusa yang akan berangkat ke Alor jam 14.00 Wita.
Jam 14.00 wita peserta melanjutkan perjalanan menuju Alor lebih kurang 50 menit perjalanan dan langsung dijemput crew Thedoras yg dipimpin oleh wiwied soeparto.
Sesampai di Pelabuhan Kalabahi seluruh peserta melakukan makan malam dan persiapan terakhir sebelum berangkat menuju spot. Tepak pukul 19.00 kapal theodoras berangkat dengan pimpinan Kapten Endang dan 4 org crew.

Jalannya Trip
                Selama dalam perjalanan ± 6 jam seluruh peserta memanfaatkan waktu dengan istirahat di tempat yg telah disediakan, 4 kamar tidur full AC dan 4 lagi tidur Full fresh air dikabin tengah,tersedia 1 kamar mandi, 1 ruangan dapur dan meja makan.
Spot yang kami tuju ialah Pulau Marissa, Pulau Kambing dan Pulau Kera. Tiba di spot pertama sampai jam 1.00 wita, seluruh peserta langsung mempersiapkan piranti buat jigging. Metal jig yang dipakai 300 gr dan light jigging. I
kan seperti ambarjack,ruby,dogtooth dan kakap merah berhasil diangkat dengan rata2 6-8 kilo perekornya. Sampai pagi hari team berhasil menaikkan 15 ekor ikan, semua reil berdirit ketika strike berlangsung. Selanjutnya Kapten Endang mengajak pindah spot ke lokasi lain yang disesuaikan dengan pasang surut air laut.
Sambil pindah spot peserta melakukan sarapan pagi yg dipersiapkan chef Ambon dengan nasi goreng dan sambal pete, ada juga yg memilih mie goreng dan mie bakso serta ditemani dengan white coffe dan hot tea.
Di spot kedua kembali peserta mempersiapkan piranti mancing dengan teknik dasaran dengan umpan ikan tembang. Kami secara berturut-turut berhasil dinaikkan ambar jack dan tuna gigi anjing atau dogtooth ukuran sedang.
Sekitar pukul 9.00 wita, ril Clement berderit sangat keras dan kenur keluar panjang, semua angler ikut membantu mempersiapkan gimbal. Pertarungan berlangsung hampir 15 menit dan akhirnya Yellow Fin tuna (YFT) berhasil dinaikkan dengan berat ± 10 kg.
Seluruh Angler langsung bersuka-cita dihari pertama ini. Chef Ambon segera mempersiapkan peralatan untuk membuat sashimi YFT dengan bumbu yang sudah dibawa Agus Sidharta. Ini pengalaman luar biasa menikmati sashimi hasil tangkapan bersama. Dagingnya cukup lezat dan bumbunya sangat pas.
                Tidak berapa lama terdengar lagi deritan reil cukup panjang, ternyata ril Milik Gunawan. Perlawanan ikan sangatlah gigih dengan terus menarik hingga kenur terus keluar. Sekitar 5 menit berlalu Gunawan menyerah karena ikan melakukan perlawanan luar biasa, diburitan kapal dengan sigap Halim mengambil kendali.
Tidak berapa lama ikan menarik kencang senar dan berlari ke arah haluan kapal. Dengan segera Halim berlari ke arah haluan buat menyeimbangan fight dengan big monster ini. Reil tidak mampu digulung karena perlawanan yg luar biasa, sementara itu hampir 250 meter pe 8 telah terulur dan perlawanan ikan terhenti pada saat itu.
Halim memompa rod dan menggulung reil perlahan-lahan sampai naik 50 meteran ,karena ikan terus melakukan perlawanan joran dan ril dipindahkan ke Rudi setelah itu berlanjut lagi keGwan dan Mudita. Tidak ketinggalan fotographer berhasil menshoot beberapa pose joran melengkung.
Perlawanan masih terus berlangsung dan dilanjutkan oleh Agus Sidharta dan terakhir oleh Irawan. Akhirnya sekitar 45 menit ikan naik kepermukaan dan terlihatlah ikan tuna dogtooh. Segera 2 buah ganco diambil untuk menaikkan ikan pada dek kapal, semua bersorak dengan hasil tangkapan dihari pertama ini.
Selanjutnya semua angler melakukan sesi photo bersama dan melakukan penimbangan dengan hasil 71 kg. Piranti yang digunakan ril shimano zaragoza dan joran Maguro havy duty jigging.
Kami sempatkan untuk makan siang, sambil makan piranti pancing kami tetap diturunkan dan diikat dengan tali pengaman. Namun, tiba-tiba ril milik Halim berderit kencang.
Fish on, Halim meraih pirantinya sambil memperketat drag ril. Namun ril tidak mampu menahan tarikan ikan yang berlari ke bawah hingga pe 6 sudah terulur 250 meter. Pertarungan tidak berlangsung lama karena ikan terus menarik ke dasar dan hook up tidak kena sempurna akhirnya mata kail terlepas.
                Habis makan siang, mancing dilanjutkan dengan teknik popping dan casting. Kami berhasil mendapatkan ikan YFT dengan berturut-turut, namun ikan YFT yang naik hanya berukuran sedang saja. Hasil popping dan casting kurang begitu memuaskan dan selanjutnya spot berpindah ke spot mancing dasaran.
Sehubungan dengan hari pertama yang sangat memuaskan sebagian peserta ambil posisi rebahan dikasur untuk persiapan lebih bugar dihari kedua. Sambil menunggu datangnya pagi, Halim terbangun pukul 23.00 wita dan langsung ke dapur memesan mie goreng dan hot tea kepada Chef Ambon.
Sambil menikmati hot tea peralatan mancing dipersiapkan buat mancing dasaran dengan sasaran ikan kerapu buat dimakan esok harinya. Beberapa ekor berhasil dinaikkan, hingga pukul 01.00 reil kembali berderit dan berhasil dinaikkan dogtooth ukuran sedang dan disusul ikan Blue fin Tuna. Sampai pagi hari hanya sedikit yg berhasil dinaikkan.
 
Hari Kedua
Hingga pagi hari seluruh tim lelap dalam tidur. Hari kedua ini sekaligus hari terakhir kami memancing di Alor. Kali ini kami akan menjajal spot yang berisikan ikan escolar, konon escolar disini berukuran besar-besar jika sedang beruntung dan frenzy.
Menuju spot escolar memakan waktu 3 jam perjalanan, lumayan jauh dan agar tidak jenuh perangkat trollingpun diturunkan untuk mencoba keberuntungan. Mancing Trolling tidak berhasil strike, Irawan, Rudi, Mudita dan Halim melanjutkan mancing teknik casting disekitar pinggir pulau.
Berturut-turut tim berhasil strike beberapa ekor yft dan kerapu. Mancing teknik ini memang kurang hasilnya dibandingkan teknik ngoncer dan dasaran. Sambil menunggu waktu malam perjalalanan dilanjutkan ke kampung terdekat untuk membeli perbekalan buat malam hari.
                Sambil menunggu malam kapten Endang membawa kami untuk menujukan indahnya bawah laut perairan alor. Kami melakukan snorkling disekitar pulau terdekat, tidak menunggu waktu lama Gwan langsung terjun dikedalaman 6 meter lalu dilanjutkan Gunawan, Mudita dan Halim.
Puas snorkling, Kapten Endang memindahkan kapal ke spot Escolar walaupun waktu menjelang malam. Peralatan mancing langsung diturunkan dengan teknik dasaran, strike pertama diperoleh Halim. Ril miliknya berderit, dengan perlawanan gigih akhirnya ikan ambarjack sebesar 7 kg berhasil dikandaskan.
                Menurut Kapten, waktu malam ialah waktu terbaik saat mancing escolar. Piranti pancingpun dirubah dengan bandul metal jig 500-600 gram yg berfosfor dengan mata kail disesuaikan dengan target escolarnya.
Di kedalaman 180 meter, kami berjibaku untuk menaklukan ikan escolar. Sesaat menurunkan umpan, kami tidak menunggu begitu lama hingga ril milik Halim berderik. Escolar pertama berbobot 9 kg berhasil ditaklukan Halim. Selanjutnya giliran Gwan yang mengangkat escolar hampir 15 kg.
Rudi mendapat kesempatan strike, pertarungan cukup seru hampir 30 menit lamanya dan akhirnya escolar sekitar 20 kg berhasil dikandaskan. Selanjutnya berturut-turut Agus Sidharta dan Gunawan juga strike tapi tidak begitu besar.
Beberapa ikan escolar yang berhasil dinaikkan di rilis kembali agar lestari buat para mania lainnya, sehingga ketika kembali akan tetap bisa merasakan sansasi strike dan fight ikan escolar.
Kami hanya membawa 2 ekor escolar yg dipotong kecil-kecil buat oleh-oleh dan kenang-kenangan kami. Trip mancing malam terakhir inipun berakhir sudah tepat pukul 10 malam dan perjalananpun dilanjutkan kembali kepelabuhan Kalabahi, Alor.

                Perjalanan kembali ke Pelabuhan Kalabahi, alor, memakan waktu 6 jam dan sampai ketujuan persis jam 4 subuh wita. Para pesertapun bersiap-siap mandi dan berkemas-kemas naik ke darat. Kami langsung bergegas menuju Bandara Mahi Airport dengan jadwal penerbangan pukul 8.00 wita menuju Kupang. Ndi seperti dikisahkan Halim Harefa