Bagan Tancap Sungsang, Sumatera Selatan
Berawal dari perjalanan yang melelahkan
dari Kota Palembang sampai ke Muara Sungsang dikarenakan sepanjang perjalanan
darat yang jelek dan berlubang selama tiga jam dan menyeberang lagi menggunakan
speedboat selama 45 menit, sesampainya
di bagan tancap Sungsang rasa lelah pun tergantikan dengan pemandangan laut nan
mempesona. Itulah sekelumit perjalanan kami yang cukup melelahkan.
Tanpa menunggu lama, setibanya pukul
11.00 WIB di bagan tancap Sungsang, pancingan pun langsung kami persiapkan,
saya (Rieky), Sobri dan Heri mempersiapkan teknik yang berbeda-beda, saya
menggunakan popper, Heri menggunakan teknik konceran dan Sobri menggunakan teknik
dasaran dengan memakai umpan udang segar yang kami beli dari nelayan pencari
udang di dekat bagan.
Sesekali pancingan Sobri dan Heri disambar
ikan tanda-tanda dan kerapu berukuran kecil, hanya piranti popper saya saja
yang tidak pernah disambar. Karena bosan saya pun mengubah teknik dasaran
tetapi ukuran mata kail tetap saya pergunakan nomor 10 keatas berharap hanya
ikan-ikan besar saja yang menyambar.
Saya pun mencoba menggunakan cumi kering
yang telah dikeringkan beberapa hari yang lalu oleh penjaga bagan dikarenakan
cumi segar belum tersedia saat itu. Akhirnya setelah sekian lama menunggu joran
saya pun bengkok tak terkendali karena umpan saya disambar ikan, tapi sayangnya
tali pancingan saya tergesek kayu-kayu fondasi bagan dan akhirnya putus,
melihat sambaran ikan yang begitu kuat, Heri dan Sobri pun langsung mengganti
umpannya dengan cumi kering
Cihuiii…. Satu persatu kami bertiga
berlomba-lomba menaikkan ikan tetapi sayangnya hanya ikan-ikan ber-size 0,5 kg s/d 1 kg saja yang dapat
dinaikkan keatas, selebihnya putus dikarenakan senar tergesek kayu-kayu fondasi
bagan.
Gerombolan ikan
senangin
Pertarungan pun berlanjut hingga pukul
23.00, dikarenakan pancingan Sobri tetap banyak ikan yang menyambar dan
cuacanya tetap mendukung akhirnya saya memutuskan tetap semangat menemani Sobri
sampai jam 06.00, dan saat itu pula arus bawah mulai berubah arah kearah luar
bagan, saya diberitahu penjaga bagan kalau arus berubah biasanya banyak
gerombolan ikan senangin datang, dan penjaga bagan pun mengajari saya cara
memancing ikan senangin dengan menggunakan anak tali/tali tambahan nilon dengan
panjang harus lebih dari 2 meter, pemberat kecil (disesuaikan dengan arus) agar
tali tetap melayang dan menggunakan umpan ikan japu dari hasil tangkapan jaring
bagan semalam.
Setelah menunggu sekitar setengah jam
tidak ada pertarungan sama sekali dari joran saya, lalu ril pun saya gulung
dengan maksud untuk mengecek apakah umpannya masih ada atau tidak, dan strike. Sambaran kuat terjadi, saya pun
tidak memberikan kesempatan bernafas buat ikan tersebut, ril saya gulung tidak
henti-hentinya agar ikan tidak menggesek kayu fondasi bagan, dan benar ikan
senangin berbobot 3 kg berhasil saya taklukkan.
Selanjutnya saya pun mencoba kembali teknik
tersebut (melempar lalu menggulung ril pelan-pelan seperti teknik popping) lalu
sambaran kembali terjadi, tarikan yang lebih kencang dari sebelumnya, tetapi
anak tali putus karena gigitan ikan, lalu saya mencoba mengganti anak talinya
dengan tali kawat, tetapi selama 1 jam menunggu tidak terjadi pertarungan
dengan ikan satu pun, akhirnya saya kembali merubah anak tali dengan tali nilon
berukuran 50 lb, sambaran kembali terjadi, tetapi sayangnya pertarungan tidak
berlangsung lama. Anak tali pun kembali putus karena gigitan ikan.
Lalu saya pun mencoba anak tali yang
lebih tebal dengan ukuran 80 lb, ikan
senangin berbobot 5 kg akhirnya menyerah kepada saya, setelah 4 jam berperang
melawan ikan senangin akhirnya gerombolan ikan senangin tersebut telah pergi
dan tak lama kemudian kapal speedboat
yang menjemput kami tiba. Rasa kepuasan masih melekat di dalam benak kami,
perjalanan pulang yang berat pun tidak berasa lagi, sesampainya dirumah, kami
melihat lagi hasil memancing, ikan yang kami dapatkan bervariasi, ada ikan
tanda-tanda, kerot, kerapu, pari kecil, ketang-ketang yang berukuran 0,5 kg s/d
1 kg serta ikan senangin yang berukuran 3 kg s/d 6 kg. Sungguh pengalaman seru
dan ilmu baru banyak kami dapatkan pada trip mancing kali ini.*rieky
falix wijaya (palembang, sumatera selatan)
0 komentar:
Post a Comment