Pages

Total Viewer

PT. Central Sarana Pancing. Powered by Blogger.

Popular Posts

Bandeng Di Sembilangan, Bekasi Utara


Bulan Agustus tahun ini bagi para mania mancing sangat disibukan dengan berbagai kegiatan, diantaranya harus mengikuti beberapa pertandingan pada acara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia  Ke-69 Tahun, menghadiri resepsi pernikahan di sana-sini, dan malam harinya berhalal-bihalal dengan komunitas warga di lingkungan. Sehingga,acara melakukan trip mancing dengan sesame penggemar mancing sering tertunda.
            Pada hari Sabtu siang, tanggal 23 Agustus 2014 kami saling berkomunikasi melalui telepon seluler, hingga akhirnya kami bersepakat untuk berangkat mancing bandeng di  Bekasi belahan Utara, pada keesokan harinya, yakni hari Minggu 24 Agustus.


Koordinator lapangan Bapak Komar mengisyaratkan agar kita berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB, karena selama dalam perjalanan ada beberapa “etape”yang harus kita singgahi/dikunjungi.“EtapePertama”,  yakni berbelanja kebutuhan piranti mancing dan pada “EtapeKedua” adalah sarapan pagi “nasi uduk” bagi yang belum sempat sarapan di rumah, yakni di “Terminal Cabang Empat”, Pondok Dua, Desa Hurip Jaya, Kabupaten Bekasi. Mengingat jarak tempuh sekitar 14 km, dari Perumahan Taman Wisma Asri II, dengan harapan bahwa kita sampai di “spot”mancing sekitar pukul 07.30 atau pukul 08.00, belum lagi jika kita masih harus bernegosiasi kecocokan harga dan jumlah pemancing dengan “Mediator” yang menghubungkan antara Para Mania dengan pemilik bandeng.

Pola yang dipakai di pemancingan bandeng di Bekasi pada umumnya “borongan”dengan ketentuan bahwa jumlah ikan yang ditebar pada bulan April 2014 sebanyak 5000 ekor , dengan luas tambak+  3 hektar, pada kurun waktu 5 bulan bahwa bandeng sudah layak dijual atau dipancing dengan bobot rata-rata sekitar 3,5 ons atau 1 kg terdiri dari 3 ekor.
            Di sini .., para “mediator/penghubung” di antaranya “Bang Mukridan Bang Oyi” dituntut berperan aktif untuk mencari dan menghubungi kelompok-kelompok pemancing, baik yang ada di sekitar Bekasi maupun para penggemar mancing yang ada di “Jabodeta”, dan para mania yang telah menitipkan nomor “hp-nya” kepada “Sang Mediator”, agar mendapat informasi bahwa tanggal sekian tambak bandeng “Bang Pulan” diborongkan sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dengan jumlah peserta minimal 25 orang. Makin banyak jumlah peserta, dana yang kita setorkan kepada “Sang Mediator” makin berkurang. Demikian pola yang dipakai secara umum yang ada di sekitar tambak bandeng di Muara Gembong, tambak di Desa Hurip Jaya, maupun tambak di Sembilangan, Desa Samudera Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
            Sensasi tarikan bandeng memang sungguh menegangkan dan penuh perlawanan, sekali pun tali/kenur kita kuat, namun apa daya ternyata “Sang Predator” menyambar umpan kita sangat tipis, sehingga terjadi mocel. Demikian yang dialami oleh Kelompok Ribet atau Team Pemburu Bandeng dan Rekan-rekan dari Bulak Perwira, Kota Bekasi. Tidak hanya itu, lebatnya hamparan tumbuhan air payau (lumut/ganggeng) kadang menghalangi saat kita melakukan“strike”dan umpan pellet khusus bandeng yang kita cantelkan sering terlepas.
Kelompok kami terdiri dari ; Haji Heri, Madih, Tabroni, Udin, Uci, Apay, dan kenek 2 orang yaitu Wiryo dan Oi, datang agak terlambat. Sehingga beberapa“spot” strategis tempat perlintasan ikan telah dihuni oleh kelompok mancing dari Cilincing dan kelompok Klender. Namun “Rombongan Ribet atau Team Pemburu Bandeng”dari Bulak Perwira, Kota Bekasi berprinsip, banyak dan tidaknya hasil perolehan tergantung pada amal perbuatan.
Teriknya sengatan Sang Mentari tidak menyurutkan Para Mania dalam melontarkan senjatanya keberbagai penjuru, di mana para penghuni tambak saling bersliweran secara komunal sehingga membuat kita penasaran untuk mengangkatnya kembali dan melontarkan joran kearah kerumunan bandeng yang sedang menyantap “pellet” yang disebarkan oleh para mania yang terbawa hembusan angin.           
            Ada pemandangan yang cukup fenomenal di tambak bandeng Sembilangan, pada tambak yang dirawat secara intensif, bandeng biasa diberi pakan pukul 08.00 pagi dengan tempat kaleng biscuit persegi empat, apabila umpan sulit diambil, maka kaleng tersebut ditepuk-tepuk yang menimbulkan suara nyaring agar umpan lari kesudut. Kala itu, kelompok kami tiba di Sembilangan agak kesiangan yakni pukul 09.20 WIB, nampaknya ikan belum diberi makan oleh sang penjaga. Di sini kami diberi suguhan yang cukup menarik, dengan menepuk-nepuk kaleng tanpa melontarkan umpan.  Subhanallah …! Ikan dari berbagai penjuru menuju satu titik menghadap  “Sang Pawang”  menunggu lontaran umpan, mungkin mereka (bandeng) bertanya-tanya ; “Mengapa kami terlambat makan?”. Kesimpulannya bahwa mereka pun mempunyai indera pendengaran dan hafal akan kebiasaan yang mereka terima. Jumlah pemancing di tambak Bapak Uut, menurut pengamatan “Penyandang Dana”, Bapak Naser, berjumlah 31 orang, mereka saling berpencar mengelilingi tepian kolam yang cukup luas dari sengatan sinar matahari terkadang tidak dirasakan karena angin berhembus cukup kencang, sehingga sering mengganggu pandangan mata saat mengamati gerakan pelampung kadang terlihat timbul tenggelam terhempas oleh derasnya gemerecik dan ombak.

Dalam trip mancing bandeng di kolam Bapak Uut, di Sembilangan, Desa Samudera Jaya, Bekasi terdiri dari beberapa kelompok mancing. Ada yang dari Klender, Jakarta Timur, Cipinang, kelompok dari Bekasi Timur, dan beberapa orang datang hanya berdua. Kelihatannya pada bulan Agustus ini, banyak ditawarkan pola mancing borongan. Bisa jadi, bahwa bulan Agustus ini nampaknya puncak dari musim kemarau, sehingga saat kami menjelang pulang ada beberapa penghubung (mediator), bahwa Minggu, tanggal 31 minggu depan, akan diborongkan, banyak ikan yang disebar 5000 ekor pada bulan April lalu, minimal peserta 25 orang.  Bagi kolam yang diborongkan sesi kedua, tarifnya sudah menurun, dengan asumsi bahwa ikan telah berkurang, karena telah dipancing pada minggu ini.
            Untuk menuju Spot tambak Bapak Uut di wilayah Sembilangan, sesungguhnya lebih dekat melalui pelabuhan nelayan pantai “Pal Jaya”, melalui PLTGU, Muara Tawar, dari pelabuhan ini jarak tempuh tidak lebih dari 20 menit, dengan menyewa sampan antar-jemput melalui anak sungai yang menghubungkan dari tambak ketambak. Dan .., langsung sampai di belakang saung pengawas. Jika dibandingkan apabila kita meliwati, Desa Kedung Pengawas, Pasar Muara Bakti, dan Pondok Dua, dengan medan perjalanan yang berkelok-kelok Bagi penikmat avonturir atau berwisata mancing, wilayah Bekasi belahan Utara atau sekitar Teluk Jakarta memang perlu kita jajaki, Anda ingin mancing ikan mujair, atau mancing ikan betik, bahkan mancing kakap putih di Muara Sungai Blacan, yang sudah “nyohor” di dunia maya dan kerap diunggah (upload) oleh Para Mania. Perjalanan Kita mengarah menuju Pondok Dua, Desa Hurip Jaya, dan kita dapat terus melaju, melewati jalan proyek pengeboran minyak atau pengeboran gas alam kearah Muara Gembong. Apakah Anda akan singgah dulu di Kedai “NurAlam”, sambil melepas lelah dengan secangkir kopi, di sini adalah “base camp” para pemancing kakap di Sungai Muara Blacan?  Selamat menikmati wisata mancing atau mancing sambil berwisata di wilayah Kota/Kabupaten Bekasi. Salam strike!  SubagyoSlamet.

0 komentar:

Post a Comment