Pages

Total Viewer

PT. Central Sarana Pancing. Powered by Blogger.

Popular Posts

Trip Penasaran Alor Part 2




Ganasnya Monster Alor Hingga Banyak PE 8 yang Putus

23-26 MEI 2014, kami kembali mengadakan trip mancing ke Alor. Kali ini kami berangkat dengan 14 orang para mania dan tim MNC Mata Pancing. Trip kami kali ini merupakan trip part 2, dimana sebelumnya kami pernah melangsungkan trip dan berakhir sukses. Begitu pula dengan harapan trip part 2 ini, dimana kami berharap bisa mengulangi sukses kembali dengan menaikan berbagai monster perairan Alor.
                Para Mania yang berangkat dari Jakarta berkumpul di terminal 1C dengan menggunakan pesawat citylink dan jadwal keberangkatan pukul 04.10WIB. Rombongan dari Jakarta terdiri dari Budi Hemanto, Jimmy Edward, Erino, Halim, Agustinus, Teddy, Yongki dan Guan. Sedangkan dari Pangkalan Bun telah check in tepat pada waktunya.
                Demikian juga dengan crew mata pancing yang terdiri dari Agung, Yoga Pratama dan Kiki Mustika juga telah bergabung. Perjalanan ke Kupang  transit di Surabaya dan disana  ketemu dengan Agus, Mudita, Gunawan, Gwan dan Raymond. Total group sebanyak 17 orang dengan nama Best Fishing Group (BFG), terakhir bergabung Wakleng angler dari Medan yang sudah menunggu di Kupang.
                Penerbangan kami di Kupang-Alor sempat tertunda dari yang seharusnya pukul 14.00WITA di undur menjadi pukul 17.00Wita. Perjalanan menuju Alor agak tersendat karena ada beberapa masalah kecil yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Syukurlah trip mancing kali ini masih terlaksana walaupun sampai di Pelabuhan Kalabahi, Alor pukul 21.00 WITA.
                Setelah mengecek seluruh perlengkapan dan perbekalan, perjalanan dilanjutkan dengan kapal KUMALA bersama Kapten Endang dan 5 orang Crew Taka Adventure  ke spot Pulau Marisa, Pulau Kambing dan Pulau Kera tepat pukul 22.00WITA. Perjalanan memakan waktu 8 jam karena sempat berhenti di teluk selama 2 jam untuk memantau gelombang dikarenakan angin timur dan selatan menyebabkan gelombang kurang bersahabat.
                Kami tiba di spot mancing pertama disekitar pulau kambing sekitar jam 6.00WITA, seluruh angler bersiap menurunkan joran masing-masing dengan teknik ngoncer. Targetnya adalah ikan dogtooth dan grouper. Setelah ditunggu 1 jam belum ada hasil yang didapat kemudian kami mengganti teknik dasaran dengan sasaran kerapu merah.
                Ternyata lumayan berhasil dengan teknik ini karena beberapa ikan lodi alias kerapu merah dan snapper berhasil dinaikkan. Lumayan juga buat lauk makan siang dan makan malam. Setelah cukup pemanasan, tepat pukul 9.00 WITA Kapten Endang mengajak pindah Spot menuju Pulau Kera. Perjalanan memakan waktu 30 menit untuk mencapai ke spot.
                Sambil menuju Spot pancing trollingpun diturunkan dengan umpan rapala dan konahead dan tidak berapa lama ril trollingpun berderit kencang dan dibelakang kelihatan ikan sepanjang 2 meter melompat ke udara melakukan perlawanan. Tapi sayang begitu reel digulung ikanpun sudah terlepas, mata kail tidak hook up sempurna. Perjalananpun dilanjutkan kembali.
                Sampai di Spot ke 2 pukul 10.00 Wita, dengan semangat yang masih membara para angler bersiap mengambil posisi masing-masing. Umpan dengan teknik ngoncer dimasukkan ke dalam laut dengan kedalaman 80 meter, tidak berapa lama ril milik Halim berderit kencang dan strike. Perlawanan ikan tidak begitu lama karena hanya 5 menit seekor Kurisi Bali dengan berat 5 kg dapat dinaikkan.
                Yang lainpun terpompa adrenalinnya untuk segera strike ikan monster, tidak berapa lama ril milik Budi berderit dengan kencang. Segera gimbal dikenakan ke pinggang Budi agar pertarungan dapat dilakukan dengan sempurna. Ikan melakukan perlawanan yang luar biasa, Budi tidak mau kalah sekitar 15 menit ikan Giant travely naik ke deck kapal dan setelah ditimbang beratnya 12 kg.
                Kemudian berturut turut Agustinus berhasil strike juga dengan menaikkan dogtooth seberat 7 kg, disusul Gunawan dengan ikan Lencang Babi seberat 8 kiloan dan 9 kiloan. Sementara Yongki, Wakleng, Raymond dan Guan tetap memakai teknik dasaran nyari ikan kerapu dan snapper.
                Pukul 14.00 WITA, Kapten Endang mengajak kami pindah spot ke  yang lain dengan misi tuna sirip kuning (Yellow Fin Tuna). Di tengah perjalanan menuju spot Kapten Endang membunyikan klakson tanda di depan ada segerombolan YFT sedang berlompatan, dengan sigap para angler mempersiapkan castjig buat mancing teknik casting. Strike pertama didapat oleh Halim dengan menaikan ikan tongkol 2 kg.
                Ril trolling yang berada di belakang kapal juga disambar beberapa ikan YFT sebesar 3-4 kg. Hanya sebentar aja gerombolan ikanpun menghilang. Perjalanan menuju spot ke 3 tiba pukul 14.30 WITA. Kali ini semua angler menurunkan umpan ngoncer dan dasaran. Tidak lama ril milik Budi berderit kencang, perlawanan ikan lumayan kuat dan Praak... joran Budi patah menjadi 2 bagian karena tidak kuat menahan beban ikan dan ikanpun terlepas.
                “Sayang sekali sampai joran bisa patah menjadi dua, kira-kira ikannya sebesar apa ya?” ujar Halim. Candapun terus berlangsung sambil memancing agar tidak jenuh selama perjalanan. Tidak begitu lama ril milik Agus berderit kencang tidak ada remnya, Agus berusaha menahan beban ikan di Rod Tenryunya dan Praaakkk kembali terdengar joran Agus juga patah jadi 2 bagian.
                Namun perlawanan tetap berlangsung dengan rod yang lebih pendek. Perlawanan berlangsung selama 15 menit, ikan berhasil terlepas karena hook up tidak sempurna. Para angler menebak-nebak seberapa besar ikannya dikedalaman 120 meteran.
                Mancing dilanjutkan kembali dan kali ini Ril milik Halim berderit kencang dan cukup kuat. Segera drag reel daiwa Z6500 diketatkan sampai ¾ namun reel terus ngulur hingga PE 8 pada spool hampir habis, dengan terpaksa drag dikencangkan lagi hampir mati agar perlawanan ikan terhenti. Namun apa daya PE 8 pun putus tak berdaya, kondisi reel sangat panas seperti terbakar, dispot ini sangat luar biasa ikannya.
                Selanjutnya ril milik Mudita juga dihajarr monster sampai PE 8 miliknya juga habis dari spoolnya begitu juga dengan Erino yang berhasil strike, kembali kami harus gigit jari karena PE 8 yang digunakan kembali putus tidak mampu menahan tarikan monster alor. Di spot ini kami terus menurunkan umpan dan terjadi triple strike, namun yang 1 terlepas dan 1 lagi dapat dinaikkan oleg Gwan  seekor dogtooth 8 kg.
                Sementara Gunawan masih terus fight dengan ikan yg terus berontak liar melawan, terlihat PE 8 nya sudah terulur 200 meteran dari spool zaragoza 14000. Dengan teriak Kapten Endang minta posisi Gunawan pindah ke depan agar kapal Kumala mengikuti kemana ikan pergi. Karena posisi Gunawan yang kurang memungkinkan Halim dengan sigap mengambil alih joran dari gunawan.
                Halim yang pindah ke haluan kapal untuk mengamankan PE yang sudah mau habis dari spool. Kapten Endang mengikuti arah ikan agar Halim dapat menggulung PE sampai 75 meteran sehinggan posisi fight kembali aman. Selanjutnya secara bergantian kami merasakan sensasi fight dari ikan yang urung naik ke atas kapal, mulai dari Gunawan, Mudita, Wakleng dan Jimmy.
                Akhirnya seekor Hiu putih naik ke permukaan air laut dengan panjang sekitar 2 meteran. Karena ikan ini dilindungi maka hiu di release kembali agar lestari. Berhubung sudah mendekati malam dan angin agak kencang, Kapten Endang mengarahkan ke spot laut yang agak tenang yang direncanakan sampai pagi hari tetap dispot tersebut.
                Sambil menunggu makan malam, kami mancing dengan teknik jigging dan pembukaan didapat oleh Kiki yang berhasil strike dan menaikkan dogtooth 9 kg. Sampai jam 23.00 malam hanya sedikit ikan yang menyambar dan sebagian anglerpun terlelap tidur. Disaat yang lain tidur Halim, Yongki, Erino, Guan, Wakleng dan Gunawan masih melanjutkan mancing dengan teknik ngoncer. Karena ditengah malam ini ikan-ikan monster biasanya mencari makan disekitar spot tempat kami berhenti.
                Ternyata dugaan kami benar, ril milik Teddy menjerit di tengah malam dan ikan kakap merah 5 kg berhasil didapat. Sedangkan Yongki dan Wakleng menaikkan kakap merah 7 kg. Sambil menunggu umpan dimakan, chef Ambon menggoreng ikan lodi dan snapper buat snack untuk kami. Di tengah malam sekitar jam 02.00 wita kembali ril milik Erino menderit dan seekor ikan dogtooth seberat 9 kg dapat dinaikkan.
                Wakleng juga tidak mau ketinggalan dengan menaikkan kakap merah dan dogtooth seberat 7 kg. Tidak berapa lama Guan juga menaikan dogtooth seberat 13 kg, selang beberapa saat ril milik Halim berderit dan rilpun digulung hingga 30 meter ke permukaan, tiba-tiba ril menderit kencang tanpa henti sampai joran tidak mampu menahan hentakan ikan.
                Terpaksa dibantu Halim dibantu oleh Guan dan Teddy untuk menopang joran, sementara PE terus terulur dibawa ikan ke kedalaman tanpa dapat dicegah. Ril dengan drag maksimal 30 kg tidak mampu menahan buasnya betotan monster, hingga akhirnya berhasil lolos dengan hentakkan pertarunganpun terhenti seketika.
                Mendekati jam 4.00 Pagi, Erino kembali strike dan dengan hati-hati memompa joran miliknya dan ikan mulai naik ke permukaan karena takut jorannya patah dan ikan yft berhasil dinaikkan seberat 11 kg. Tidak berselang lama kembali Erino menuai hasil manis strike kedua, namun kali ini pertarungan diserahkan ke Agus yang baru bangun dari tidurnya. “Lumayan olah raga pagi,”ujar Agus.
                Pertarungan berlangsung 17 menit dan mendekati permukaan air laut joran diambil alih Halim untuk menaikkan YFT dan berhasil sampai ke dek, setelah ditimbang mencapai bobot 32 kg. “Luar biasa senangnya kami bisa menaklukan ikan ini,” ujar Halim.

Fight di Penghujung Trip
                Pagi harinya dengan sigap chef ambon membuat sarapan sashimi dengan bumbu yang telah dipersiapkan. Ikan YFT yang masih segarpun langsung dihidangkan ke para angler buat sarapan pagi, sungguh maknyooss sedaapnya, tidak ada rasa amisnya sampai pada ngak mau berhenti makan ikannya.
                sambil makan ikan beberapa angler mengabadikan foto bareng YFT kelas ekspor yang infonya harga dagingnya mencapai Rp 300.000/kilonya. Mancing hari terakhir ini pun dilanjutkan dan beberapa ikan YFT, dogtooth, wahoo dan barakuda berhasil kami naikan. Mulai dari Budi, Mudita, Gwan, Yongki, Guan, Raymond dan Jimmy mulai unjuk gigi dengan berhasil menikan ikan buruan ke atas kapal.
                Namun ikan monster yang dicari belum dapat ditaklukan karena piranti yang tidak memadai. Kamipun berpendapat bahwa senangnya mancing di Perairan Alor karena dapat melihat segerombolan ikan tuna yang sedang makan termasuk ikan terbang yang bermain di malam hari. Sore harinya para angler menyempatkan diri untuk berenang di laut dekat dengan Pulau Kambing. air yang biru dan jernih jauh dari polusi membuat badan kembali bugar.
                Berakhir sudah waktu mancing kami di Alor dan tepat pukul 2.00 wita, tanggal 26 mei 2014 kami kembali menuju Kalabahi Airport. Di tengah perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat indah dengan hadirnya sekumpulan lumba-lumba yang mengiringi Kapal Kumala di pagi yang cerah.
                Sambil sarapan pagi crew Taka Adventure membersihkan ikan hasil pancingan dan Gwan langsung masukkannya dalam kemasan plastik untuk di vakum dan di seal selanjutnya dibawa pulang masing-masing angler. ndi seperti dikisahkan Halim


















0 komentar:

Post a Comment